Kamis, 14 Mei 2015

Aku dan 101 Little Women #1: Perkenalan dengan LW

LW ke-101
Hari ini, Selasa tanggal 02 September tahun 2014 Little Women ke-101 mendarat dengan manis menemani buku-buku yang lain. 101? Yups! Hingga saat ini sudah ada 101 buku, belum terhitung yang sudah diorder dan siap dikirim serta beberapa buku dobel. Sudah 101 buku Little Women yang berada dalam koleksi dan masih akan bertambah. THX Periplus.

Little Women  adalah sebuah novel karya  seorang pengarang Amerika Louisa May Alcott yang terbit pada tahun 1868. Kisahnya tentang  empat bersaudara March, Meg, Jo, Beth dan Amy selama  perang sipil di Concord, Massachusetts. Kehidupan keluarga mereka sedang-sedang saja walau pernah berada dalam kondisi yang lebih baik. Sang ayah adalah pengkhotbah Perang Saudara. Sementara sang  ayah pergi berperang mereka dibesarkan  dalam kehidupan sederhana penuh etika oleh  ibu  yang dipanggil Marmee.

Mereka bersahabat erat dengan Theodore Lawrence, Laurie. Seorang remaja yang tinggal hanya dengan kakeknya. Kebetulan rumah mereka berdekatan. Bersama  mereka menjalani kehidupan remaja yang riang gembira juga dengan riak-riak permusuhan kecil yang justru membuat persahabatan mereka kian erat. Keluarga March banyak mendapat dukungan terkait urusan finansial dari keluarga Lawrence. Sementara keluarga Lawrence banyak belajar tentang makna kehidupan dari keluarga March. Sebuah persahabatan yang indah. 

Selanjutnya kehidupan keempat gadis tersebut berubah seiring usia.  Meg menikah dengan seorang guru bernama John Brooke, guru Larry. Jo merupakan sosok yang tomboy dan berkeinginan menjadi seorang penulis menikah dengan seorang profesor. Beth yang manis terkena “Scarlet Fever” dan meninggal karena jantung lemah. Sementara Amy akhirnya menikah dengan Laurie dan menjalani kehidupan mapan.
Bentuk Halaman
Paling Unik

Kisah Little Women ternyata sukses dipasaran. Hal tersebut mendorong penulis menerbitkan Good Wives, disusul dengan Little Men dan Jo's boy. Di tanah air, banyak penerbit yang sudah mengalihbahasakan keempat buku tersebut. Sayangnya belum ada yang menjadikannya dalam sebuah box set. 

Little women merupakan cerminan kisah kehidupan Louisa May Alcott dan saudarinya. Rumah tempat ia penuliskan kisahnya dikenal dengan nama Orchard House dan berfungsi sebagai semacam museum. Lebih lanjut bisa dilihat pada http://www.louisamayalcott.org/ Jika ingin mengetahui seputar buku ini silahkan berkunjung ke http://id.wikipedia.org/wiki/Little_Women. Sementara untuk e-book bisa diunduh di http://www.gutenberg.org/ebooks/514

Little Women pertamaku entah raib digondol siapa. Menemukan secara tak sengaja. Ceritanya aku sedang ikutan menunggu adik bungsu yang dirawat di rumah sakit.  Dari pada bengong  (maklum saat itu belum ada tv swasta yang tayang siang hari) meluncur ke kantin, kebetulan baru dapat hadiah jajan bulanan dari Eyang jadi serasa beruang banyak (halah).

Little Women yang
Pertama dimiliki
Eh menemukan ada kios penjual buku di kantin. Langsung berdiri dengan anteng di depan rak putar. Karena terbiasa baca buku Enid Blyton dan Trio Detektif agak bingung melihat rak yang isinya tak dikenal, tapi tetap penasaran melihat-lihat.

Si mas penjaga dengan semangat merekomendasikan buku ini. "Bagus lho," sambil berpromosi panjang lebar. "Isinya tentang putri remaja." Lanjutnya.  Pikiranku langsung menuju ke Cinderella tapi putri kok bajunya gini (ngak nyambung banget waktu itu). Tapi  dari pada tidak ada bacaan ya sudah  beli  saja buku pertama yang warna merah, padahal paling tidak suka warna merah.

Begitu selesai membaca langsung suka dan membayangkan aku adalah Jo.  Sama-sama tomboy (jumlah rok di lemariku bisa dihitung dengan hanya 1 jari tangan), suka mengarang dan membaca. Tingkah laku Jo menghibur sekaligus menyentuh. Apa lagi adegan Jo menjual rambutnya untuk keluarga dan memenangkan hadiah lomba mengarang. Dibalik kelakuan yang agak serampangan, Jo membuktikan ia juga sayang dan bisa berguna bagi keluarganya.

Little Women Terjemahan
 Pertama di Tanah Air
Kekuatan kisah ini bukan hanya karena settingnya adalah kehidupaan sehari-hari (meski dibuat tahun 1800-an tapi masih cukup relevan), juga tidak hanya pada figur sang ibu yang mampu menciptakan suasana harmonis dan mengajarkan banyak hal pada anak-anaknya, namun juga karena para pembaca bisa menemukan sosok yang merepresentasikan dirinya pada salah satu anak gadis keluarga March. Minimal mendekati.

Sayangnya ketika besok kembali ke kios penjual buku untuk membeli buku selanjutnya ternyata kios itu tutup. Begitu pula hari esoknya. Hingga adik saya pulang kios itu tetap tutup, hiks. Saya harus cukup puas hanya membaca buku pertama. Raib pula belakangan. Setelah lebih dari 20 tahun akhirnya menemukan buku merah itu kembali melalui penjual buku bekas yang ternama Radjakomikbekas.blogspot.com berikut buku kedua bahkan  ketiga.

Selanjutnya tunggu kisah bagaimana mengumpulkan hingga menjadi 101*aladramatis ahhh*


Re-post dari : http://trulyrudiono.blogspot.com/2014/09/review-2014-aku-dan-101-little-women-1.html

























Tidak ada komentar:

Posting Komentar